Presiden Turki Erdogan Undang Presiden Rusia Vladimir Putin ke Turki untuk Bahas Perdamaian Rusia-Ukraina

Jakarta - Presiden Turki Tayyip Erdogan menilai rencana serangan Rusia ke Ukraina tak bijaksana. Anggota NATO itu mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin ke Turki untuk membahas perdamaian dengan Ukraina.

Erdogan pun menawarkan Turki sebagai tuan rumah kedua belah pihak dalam rangka diplomasi dan jalan menuju perdamaian. Ia mengatakan, pihaknya tengah menunggu tanggapan dari Moskow terkait undangan ini.

Jika undangan tersebut diterima Putin, Erdogan juga akan melakukan dialog komprehensif yang membahas beberapa masalah keamanan Rusia, serta mengingatkan Moskow bahwa beberapa tuntutannya tidak masuk akal.

"Saya berharap Rusia tidak melakukan serangan bersenjata atau menduduki Ukraina. Langkah seperti itu tidak akan menjadi tindakan yang bijaksana bagi Rusia dan sekitarnya," kata Erdogan, Rabu (26/1), dikutip dari Reuters.

"Ada kebutuhan untuk dialog. Kami akan mendengarkan Rusia dan menghilangkan kekhawatiran wajar soal masalah keamanan mereka," imbuhnya.

"Saya ulangi bahwa kami siap melakukan apa pun yang diperlukan dan saya menyampaikan pesan ini kepada Presiden Putin dan Presiden (Volodymyr) Zelenskiy," ujar Erdogan.

"Saya pikir kedua negara menyadari ketulusan dan niat baik Turki. Kami berharap inisiatif NATO akan berhasil dalam hal ini," tambah dia.

Turki pertama kali melayangkan tawaran mediasi Rusia-Ukraina pada November 2021. Pekan lalu, sejumlah sumber diplomatik mengatakan baik Rusia dan Ukraina terbuka bagi Turki untuk berperan dalam menyelesaikan krisis tersebut.

Erdogan mengatakan dia akan mengunjungi Zelenskiy di Ukraina pada awal Februari 2022 untuk membahas krisis dan juga akan segera bertemu atau menelepon Putin.

Ankara memiliki hubungan baik dengan Kyiv dan Moskow, tetapi menentang kebijakan Rusia di Suriah dan Libya, serta aneksasinya atas semenanjung Krimea pada 2014.

Di satu sisi, Ankara sempat membuat marah Moskow akibat menjual drone canggih ke Ukraina selagi menjalin kerja sama dengan Rusia di bidang pertahanan dan energi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ribuan Warga Selandia Baru Melakukan Aksi Demo Tolak Wajib Vaksin dan Lockdown

Pemerintah Thailand Mengatakan Klaster Penularan Lokal Omicron di Thailand, 21 Orang di Laporkan Positif Terinfeksi Omicron

Terjadi Pengeroyokan 3 Orang Pemuda di Bengkulu Karena Masalah Salah Paham