Pemerintah Jepang Laporkan Kasus Pertama Covid-19 Omicron Bisa Menjadi Penentu Kinerja PM Kishida

Jakarta - Jepang mengonfirmasi kasus Covid-19 varian Omicron pertamanya pada Selasa, sehari setelah memutuskan menutup perbatasan untuk semua warga asing.

Tapi kasus itu bisa menunjukkan Perdana Menteri Fumio Kishida benar dalam membuat keputusan penutupan yang sangat cepat, membantunya mencegah kritik yang muncul terkait pengunduran diri pendahulunya Yoshihide Suga pada September karena penanganan virus.

Kepala Sekretaris Kabinet, Hirokazu Matsuno menyampaikan, penemuan kasus Omicron yang menginfeksi seorang diplomat dari Namibia yang tiba di Bandara Narita, menunjukkan kontrol perbatasan itu berhasil.

"Dalam rangka mencegah situasi kasus terburuk dengan adanya Omicron, kami akan tetap memprioritaskan situasi infeksi di tiap negara dan menanggapi dengan fleksibel dan cepat," jelasnya, dikutip dari Reuters, Rabu (1/12).

Kishida telah berjanji untuk memperkuat penanganan pandemi ketika dia berkampanye untuk menggantikan Suga, yang penanganan pandeminya membuat banyak pihak tidak puas.

Penutupan perbatasan diperlonggar hanya beberapa pekan lalu, dan Kishida mengatakan dia akan bertanggung jawab atas semua kritik terkait keputusan untuk menutup negaranya, yang menurut para pengamat bertujuan untuk mengirim pesan kuat.

"Dia mengatakan bahwa dia seorang pemimpin yang kuat dalam sebuah krisis, bahwa dia bisa membuat langkah penentu seperti itu," kata profesor ilmu politik Universitas Waseda, Airo Hino.

"Pemerintahan sebelum dia tidak membatasi perjalanan dengan cukup cepat, dan dia melakukannya. Itu merupakan sebuah kebenaran politik bahwa bagaimana Anda berhadapan dengan krisis bisa berhasil atau menghancurkan sebuah pemerintahan," lanjutnya, mengutip meningkatnya dukungan terhadap Presiden AS George W Shrub setelah serangan 9/11.

Tindakan tersebut, yang akan berlangsung setidaknya sebulan sejak berlaku pada Selasa, secara umum dapat diterima masyarakat dan pengusaha.

"Lebih baik memang cara ini untuk warga lansia," kata seorang pensiunan, Tokiko Amemiya (80 ).

Kasus Covid-19 baru di Tokyo baru-baru ini turun menjadi angka tunggal.

"Pemerintah Jepang dalam tekanan, tapi kami percaya protokol keamanan terbaru seharusnya lebih dari cukup untuk menjaga populasi tetap aman," kata Ketua Dewan Pengusaha Eropa di Jepang, Michael Mroczek.

Menteri Kesehatan Jepang, Shigeyuki Goto menyampaikan kepada wartawan, mediator Namibia yang terkonfirmasi terinfeksi Covid varian Omicron telah divaksinasi, walaupun jenis vaksinnya belum diketahui.

Semua orang yang satu penerbangan dengan mediator tersebut akan diperlakukan sebagai kontak dekat dan dites setiap dua hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ribuan Warga Selandia Baru Melakukan Aksi Demo Tolak Wajib Vaksin dan Lockdown

Pemerintah Thailand Mengatakan Klaster Penularan Lokal Omicron di Thailand, 21 Orang di Laporkan Positif Terinfeksi Omicron

Terjadi Pengeroyokan 3 Orang Pemuda di Bengkulu Karena Masalah Salah Paham